VIVAnews - Pelaku kejahatan teknologi sedang rajin mendistribusikan aplikasi yang ditujukan untuk smartphone berbasis Windows Mobile. Tentunya tak sembarang aplikasi, di belakangnya, ada "bom waktu" yang ditanamkan.

Jika aplikasi tersebut diinstalasi, ia akan melakukan panggilan ke nomor premium di seluruh dunia dan membuat pemilik ponsel kebanjiran tagihan telepon yang sebenarnya tidak ia gunakan.

Aplikasi yang terdeteksi mengandung malware jahat tersebut antara lain adalah game 3D Anti-Terrorist, PDA Poker Art, dan Codec Pack for Windows Mobile 1.0.

Aplikasi-aplikasi tersebut didistribusikan lewat sembilan situs-download populer di antaranya adalah DoDownload, GearDownload, dan Software112.

“Pelaku mengopi program dan mengemas ulang program tersebut dengan dilengkapi malware di dalamnya,” kata John Hering, Founder and Chief Executive Officer Lookout, seperti dikutip dari Cnet, 5 Juni 2010. “Setelah aplikasi diinstalasi, virus langsung aktif dan mulai mengontak nomor premium seperti yang ada di Somalia dan Kutub Selatan,” ucapnya.

Hering menyebutkan, pengguna kemungkinan tidak akan menyadari hal tersebut sampai ia kedatangan tagihan telepon yang nilainya US$50 atau US$100 lebih mahal dibanding seharusnya.

Kejahatan dengan metode auto-dial sangat umum terjadi di Rusia dan negara lain, akan tetapi jarang terjadi di Amerika Serikat. Akan tetapi, tren ini tampaknya akan berubah.

Enam bulan lalu, Lookout, yang merupakan perusahaan spesialis pengamanan perangkat mobile menemukan bahwa rata-rata terdapat empat malware di dalam 100 smartphone. “Saat ini angkanya berlipat menjadi 9 malware ditemukan pada 100 ponsel,” ucapnya. (kd)
• VIVAnews