Kementerian Komunikasi dan Informatika, bersama manajemen Research In Motion dan enam operator telekomunikasi menunjuk Nawala Nusantara sebagai penyaring situs porno. "Kami gunakan tehnik DNS filtering," ujar Deputi Hubungan Masyarakat Yayasan Nawala Irwin Day kepada Tempo, Kamis (20/1). 

Penyaringan Domain Name Server dilakukan dengan data base. Prosesnya, pengguna memasukan nama situs di browser, datanya dikirim ke server RIM di Kanada, server RIM "minta izin" ke data base Nawala untuk memastikan alamat itu bebas pornografi, data kembali ke Kanada, lalu diteruskan ke Indonesia dan diterima pengguna.

Proses pengiriman data jadi lebih panjang. Sebelumnya data yang dikirim pengguna ke server di Kanada dan server mengirimnya ke pengguna. "Ada potensi jadi lebih lama karena butuh 'persetujuan' Nawala dulu," kata Irwin.

Dia tidak dapat merinci rentang waktu penundaan akses data tersebut. "Sulit diukur tapi pasti akan terasa," ujarnya.

Yayasan nirlaba ini diajak bergabung pada detik-detik akhir batas waktu pemblokiran situs porno yang ditetapkan Kementerian. Mereka ditunjuk Senin, 17 Januari lalu. Minus empat hari sebelum tenggat.

Karena waktu yang mendesak, Irwin mengatakan, belum ada pembicaraan mengenai nilai dan panjang kontrak. "Baru membicarakan hal teknis," katanya.